Selasa, 26 April 2016

Cerita Pendek (Cerpen)

Sepenggal Cerita


    “Kring – kring” , tiba-tiba suara handphoneku berbunyi saat itu tak ada identitas di kontak handphoneku, lalu aku jawab panggilan tersebut dengan “Hallo Assalamualaikum”, “Betul dengan saudara Anisa Rahma?”, ujar penelpon. “Ya dengan saya sendiri, ini dengan siapa?”, jawabku. “Saya dari Perusahaan Maju Jaya, apakah bisa menghadiri interview pada hari senin, pukul 08.00?” ujar penelpon. “Dengan senang hati pak saya akan mengadiri interview”, jawabku. Pada saat itu setelah aku tutup telpon darinya hatiku sangat senang ya akhirnya selama aku menunggu lama lamaran kerja yang entah sudah berapa aku datangi perusahaan tetapi tak kujung ada panggilan. Pada hari itu akhirnya salah satu dari perusahaan yang aku datangi ada panggilan. Namun sehari sebelum interview ada SMS dari suatu Universitas untuk hadir sebagai salah satu calon mahasiswa beasiswa. Seketika saat itu aku dilanda galau karena mana yang harus aku pilih, di sisi lain cita-citaku ingin kuliah tanpa membebankan orang tuaku tapi aku sadar harus membantu kedua orang tau. Saat itu aku mempunyai 2 orang adik masih sekolah yang sangat membutuhkan tambahan biaya. “kamu kenapa nak? Merenung begitu ? kamu ada masalah?”, Sapa ayahku. “aku bingung ayah mana yang harus ku pilih” jawabku. “coba sini cerita dengan ayah jangan kamu sebunyikan” jawab ayahku. “aku ingin kuliah tapi aku ingin membantu ayah, kamarin aku dapat panggilan kerja dan aku juga mendapat SMS dari suatu Universitas terpilih sebagai calon mahasiwa beasiswa. Aku bingung ayah apa yang harus pilih?”, tuturku. “Nak tak usah pikirkan ayah, ayah masih sehat untuk berkerja masa depanmu lebih penting jika ada kesempatan untuk kuliah maka ambilah kesemptan itu karena kesempatan takkan datang 2 kali nak.” Jawab ayahku. “tapi yah?” jawabku pada saat itu aku tak mampu menahan air mata aku menangis dihadapan ayahku. “kamu tak usah pikirkan ayah, kamu harus bisa buktikan ke ayah cita-citamu tercapai”, jawab ayahku. “aku janji ayah tak akan mengecewakanmu dan aku akan berusaha semaksimal mungkin”, jawabku. Pada saat aku memilih untuk mengambil studiku, akhirnya aku lulus dalam seleksi dan aku pun kuliah di Universitas yang aku dambakan. 
      (3 tahun kemudian) kini aku berada di Universitas yang aku inginkan tapi kehidupan kuliah tak semudah yang aku pikirkan. “Nis, kamu mau ga antar aku ke mall untuk membeli sepatu?”, tanya temanku (Mona adalah salah satu temanku dia tergolong kalangan atas dikelasku).” Setibanya di mall, Ibuku menelpon, “Nis kamu dimana? Ayah kamu masuk ke rumah sakit” ujar Ibuku. “Ya allah ayah kenapa bu?” jawabku. “Ayah mengalami kecelakaan kerja, kamu segera pulang nak, ayah tak ada yang menemani di Rumah Sakit”. Ujar ibuku. “baik bu saya akan segera pulang” jawabku. “Nis kamu kenapa mukamu ko seperti mau menangis?”, ujar Mona. “Ayahku kecelakaan aku harus pulang Mon tapi aku tak punya uang untuk pulang kampung, aku bingung harus minta tolong kemana mon”, jawabku dengan tersedu-sedu. “Nis kan ada aku, kamu boleh pake uangku dulu yang penting kamu sekarang pulang temui ayahmu segera”. Jawab Mona. “Mon kamu baik sekali maaf aku selalu merepotkanmu aku janji aku akan menggantinya nanti”. Jawabku. Mona adalah teman yang selalu peduli terhadap sesama dan teman baikku diantara teman-temanku yang lain. Bersambung ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar