Sepenggal Cerita
“Kring – kring” , tiba-tiba suara handphoneku
berbunyi saat itu tak ada identitas di kontak handphoneku, lalu aku jawab
panggilan tersebut dengan “Hallo Assalamualaikum”, “Betul dengan saudara Anisa
Rahma?”, ujar penelpon. “Ya dengan saya sendiri, ini dengan siapa?”, jawabku.
“Saya dari Perusahaan Maju Jaya, apakah bisa menghadiri interview pada hari
senin, pukul 08.00?” ujar penelpon. “Dengan senang hati pak saya akan mengadiri
interview”, jawabku. Pada saat itu setelah aku tutup telpon darinya hatiku
sangat senang ya akhirnya selama aku menunggu lama lamaran kerja yang entah
sudah berapa aku datangi perusahaan tetapi tak kujung ada panggilan. Pada hari
itu akhirnya salah satu dari perusahaan yang aku datangi ada panggilan. Namun
sehari sebelum interview ada SMS dari suatu Universitas untuk hadir sebagai
salah satu calon mahasiswa beasiswa. Seketika saat itu aku dilanda galau karena
mana yang harus aku pilih, di sisi lain cita-citaku ingin kuliah tanpa
membebankan orang tuaku tapi aku sadar harus membantu kedua orang tau. Saat itu
aku mempunyai 2 orang adik masih sekolah yang sangat membutuhkan tambahan
biaya. “kamu kenapa nak? Merenung begitu ? kamu ada masalah?”, Sapa ayahku. “aku
bingung ayah mana yang harus ku pilih” jawabku. “coba sini cerita dengan ayah
jangan kamu sebunyikan” jawab ayahku. “aku ingin kuliah tapi aku ingin membantu
ayah, kamarin aku dapat panggilan kerja dan aku juga mendapat SMS dari suatu
Universitas terpilih sebagai calon mahasiwa beasiswa. Aku bingung ayah apa yang
harus pilih?”, tuturku. “Nak tak usah pikirkan ayah, ayah masih sehat untuk
berkerja masa depanmu lebih penting jika ada kesempatan untuk kuliah maka
ambilah kesemptan itu karena kesempatan takkan datang 2 kali nak.” Jawab ayahku.
“tapi yah?” jawabku pada saat itu aku tak mampu menahan air mata aku menangis
dihadapan ayahku. “kamu tak usah pikirkan ayah, kamu harus bisa buktikan ke
ayah cita-citamu tercapai”, jawab ayahku. “aku janji ayah tak akan
mengecewakanmu dan aku akan berusaha semaksimal mungkin”, jawabku. Pada saat
aku memilih untuk mengambil studiku, akhirnya aku lulus dalam seleksi dan aku
pun kuliah di Universitas yang aku dambakan.
(3 tahun kemudian) kini aku berada
di Universitas yang aku inginkan tapi kehidupan kuliah tak semudah yang aku
pikirkan. “Nis, kamu mau ga antar aku ke mall untuk membeli sepatu?”, tanya
temanku (Mona adalah salah satu temanku dia tergolong kalangan atas dikelasku).”
Setibanya di mall, Ibuku menelpon, “Nis kamu dimana? Ayah kamu masuk ke rumah
sakit” ujar Ibuku. “Ya allah ayah kenapa bu?” jawabku. “Ayah mengalami
kecelakaan kerja, kamu segera pulang nak, ayah tak ada yang menemani di Rumah
Sakit”. Ujar ibuku. “baik bu saya akan segera pulang” jawabku. “Nis kamu kenapa
mukamu ko seperti mau menangis?”, ujar Mona. “Ayahku kecelakaan aku harus
pulang Mon tapi aku tak punya uang untuk pulang kampung, aku bingung harus
minta tolong kemana mon”, jawabku dengan tersedu-sedu. “Nis kan ada aku, kamu
boleh pake uangku dulu yang penting kamu sekarang pulang temui ayahmu segera”. Jawab
Mona. “Mon kamu baik sekali maaf aku selalu merepotkanmu aku janji aku akan
menggantinya nanti”. Jawabku. Mona adalah teman yang selalu peduli terhadap
sesama dan teman baikku diantara teman-temanku yang lain. Bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar